Program Bedah Rumah Mangkrak di Rejang Lebong: Warga Meratap, Toko Bangunan Menjerit

REJANG LEBONG – Harapan warga Kecamatan Padang Ulak Tanding untuk memiliki rumah layak kini pupus. Program bedah rumah yang digadang-gadang menjadi jawaban atas impian hunian nyaman justru meninggalkan luka mendalam. Alih-alih mendapatkan rumah baru, mereka kini hidup di bangunan setengah jadi dengan atap bolong, dinding tak selesai, dan lantai tanah yang dingin.
“Dulu kami membayangkan rumah yang hangat. Sekarang hanya bisa menatap bangunan tak selesai dengan hati hancur,” tutur seorang ibu sembari menahan tangis.
Kesulitan kian bertambah setelah pemilik toko bangunan, Hengki Saputra, mengaku belum menerima pembayaran dari pemerintah. Material yang sudah terpasang terancam dicabut kembali karena utang yang menumpuk. Hengki menegaskan, pihaknya sudah memenangkan lelang distribusi material dan mengirim barang sesuai instruksi konsultan. Namun, di tengah perjalanan pembangunan mendadak dihentikan oleh pemerintah daerah.
“Barang bangunan itu sebagian besar milik pemasok. Saya tiap minggu ditagih, tapi pembayaran dari pemerintah tidak ada kabar,” ungkap Hengki dengan nada getir.
Ironisnya, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman justru saling lempar tanggung jawab. Warga pun semakin terhimpit, terpaksa tinggal seadanya, bahkan kerap menumpang di kebun atau rumah keluarga.
Meski sudah berulang kali berkoordinasi dengan konsultan dan pejabat terkait, Hengki belum mendapat kejelasan pembayaran. Kondisi ini menambah deretan masalah bagi warga dan penyedia material, sementara pemerintah seakan memilih bungkam.(Mawit)