Danrem 041/Gamas Tegur Pelindo: Segera Laporkan Langkah Konkret untuk Pulau Enggano

BENGKULU– Komandan Korem (Danrem) 041/Gamas, Brigjen TNI Rachmad Zulkarnaen, menegaskan agar PT Pelindo segera menginformasikan kegiatan yang sedang dilakukan dan langkah-langkah strategis yang akan diambil dalam menangani permasalahan akses transportasi ke Pulau Enggano.
Pernyataan itu disampaikannya dalam rapat koordinasi yang digelar pada Jumat (11/4/2025), bersama para pemangku kepentingan Provinsi Bengkulu. Dalam rapat tersebut, Danrem meminta semua pihak untuk terlibat aktif dalam mencari solusi atas kesulitan yang dihadapi masyarakat Enggano.
“Saya minta semua pihak berperan aktif untuk mengatasi kesulitan masyarakat di Pulau Enggano,” tegas Brigjen Rachmad.
Ia juga menyampaikan dukungan terhadap langkah-langkah yang telah diambil oleh Gubernur Bengkulu, yang saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak Pelindo pusat di Jakarta.

Sementara itu, Camat Enggano, Susanto, melaporkan bahwa kondisi masyarakat di Enggano secara umum aman dan nyaman. Namun, perekonomian mereka saat ini lumpuh total akibat terhentinya akses transportasi dari dan ke Bengkulu.
“Sebagian besar masyarakat Enggano adalah petani dan nelayan, hanya sekitar 15 persen yang berstatus ASN. Ketika akses terputus, maka roda ekonomi tidak bergerak,” ungkap Susanto.
Ia juga menekankan pentingnya suplai sembako murah, terutama beras, untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Dalam situasi darurat seperti ini, ia berharap ada bantuan beras gratis dari pemerintah provinsi dan kabupaten.
“Kondisi ini sangat menyulitkan. Tidak ada aktivitas jual beli hasil bumi maupun laut, daya beli masyarakat pun anjlok,” tambahnya.
Selain persoalan ekonomi, akses yang terputus juga berdampak sosial. Banyak mahasiswa dan pekerja asal Enggano yang belum bisa kembali ke Bengkulu pasca-Lebaran. Sebaliknya, warga yang hendak pulang ke Enggano untuk merayakan Lebaran bersama keluarga pun terpaksa tertahan.
“Kami berharap arahan Bapak Danrem dapat segera ditindaklanjuti, termasuk penggunaan alternatif transportasi seperti kapal berkapasitas 30 hingga 50 ton,” harap Susanto.(Ynt)